Kamis, 27 November 2014

Time Is Life

Embun di pagi ini masih terasa sejuk
Namun akan musnah seiring terbitnya sang surya
Embun yang memiliki hidup yang singkat
Memberikan kesan dan nuansa indah bagi yang merasakan
Embun di pagi ini akan berbeda dengan embun esok hari
Sehingga embun memiliki harapan dan arti kehisupan tersendiri
Namun berbeda dengan kita
Waktu yang lalu kadang masih di ungkit ceritanya
Seyogyanya kita seperti embun yang berbeda tiap harinya
Pengharapan dan Kesan yang diberikan pun berbeda
Embun memiliki Time Is Life
Setiap orang dapat belajar dari kisah sang embun pagi

---(RA Leny)---

Selasa, 25 November 2014

Lama Menunggumu

Detik demi detik telah berlalu
Engkau belum jua datang
Setelah menunggumu sekian lama
Akhirnya engkau kunjung datang
Namun rasa  rindu ini masih membekas hingga saat ini
Sekali lagi menunggumu tuk bertemu kembali
Waktu memang terasa lama
Jikalau aku menunggumu tuk kembali

--(RA Leny)--

Senin, 24 November 2014

Lost Of Love

Ketika semua pergi meninggalkanku
Aku pun hanya termanggu diam seorang diri
Tak ada satu pun yang tahu mengenai perasaan ini

Ketika semua menjadi kenangan
Hanya tangis duka dan senyum kecil yang menyelimutiku
Semangat pun mulai tergoya

Ketika semua harus pergi
Aku masih tertinggal dengan kenangan bersama dia
Tak ada yang memberiku semangat tuk meninggalkan jejaknya
Sanubariku terus tergoya hingga saat ini

--(RA Leny)--

Minggu, 23 November 2014

KETIADAANMU

Selama kabut masih menyelimuti
Tak ada yang mungkin bagiku untuk melangkah
Kau yang slama ini aku dambakan
Kini telah pergi meninggalkan jejemu nila

Selama angin masih menari-nari
Tak ada kisah yang akan tergantikan
Kisah anak Tuhan yang mencari kebenaran

Akan kah semua akan hilang?
Tidak semua akan hilang namun hanya terlewati

Selama hujan masih menderai
Tak ada perjalanan tanpa adanya perjuangan
Kau yang tersayang menghilang
Tanpa ada jejak namun kenangan yang kau berikan

Selama api masih membara
Akan aku ukir semua yang Tuhan berikan kepadaku
Cinta dan Kasih Tuhan tiada hentinya bagiku

--(RA Leny)--

Kamis, 20 November 2014

Lilin Cinta dan Kasih Tuhan

Masa kanak-kanak merupakan masa yang terindah bagi para anak kecil. Dimana cinta dan kasih orang tua masih sepenuhnya terlihat. Namun semenjak dewasa cinta dan kasih orang tua tersirat, sehingga banyak yang beranggapan bahwa cinta dan kasih orang tua telah sirna. Hanya orang-orang yang mampu membaca situasi yang ada akan mengetahui betapa besar cinta dan kasih orang tua.
Seperti halnya lilin yang digegelapan akan terlihat menerangi ruangan namun jika lilin itu diruang penuh cahaya akan seperti tak bernilai. Namun orang yang bijak akan mengerti betapa bernilainya lilin.

Rabu, 19 November 2014

SEJARAH MUHAMMADIYAH

2.1. Sekilas Sejarah Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.
Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.
Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.
KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

2.2. Faktor Objektif
Kondisi Sosial Dan Keagamaan Bangsa Indonesia Pada Zaman Kolonial
a.    Kristenisasi
Faktor objektif yang bersifat eksternal yang paling banyak mempengaruhi kelahiran Muhammadiyah adalah kristenisasi, yakni kegiatan-kegiatan yang terprogram dan sistematis untuk mengubah agama penduduk asli, baik yang muslim maupun bukan, menjadi kristen. Kristenisasi ini mendapatkan peluang bahkan didukung sepenuhnya oleh pemerintah Kolonialisme Belanda. Missi Kristen, baik Katolik maupun Protestan di Indonesia, memiliki dasar hukum yang kuat dalam Konstitusi Belanda. Bahkan kegiatan-kegiatan kristenisasi ini didukung dan dibantu oleh dana-dana negara Belanda. Efektifitas penyebaran agama Kristen inilah yang terutama mengguggah KH. Ahmad Dahlan untuk membentengi ummat Islam dari pemurtadan.
b.    Kolonialisme Belanda
Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat buruk bagi perkembangan Islam di wilayah nusantara ini, baik secara sosial, politik, ekonomi maupun kebudayaan. Ditambah dengan praktek politik Islam Pemerintah Hindia Belanda yang secara sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan Islam, semakin menyadarkan umat Islam untuk melakukan perlawanan. Menyikapi hal ini, KH. Ahmad Dahlan dengan mendirikan Muhammadiyah berupaya melakukan perlawanan terhadap kekuatan penjajahan melalui pendekatan kultural, terutama upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan.
Faktor objektif yang kedua secara ekternal, yaitu disebabkan politik kolonialisme dan imperialisme Belanda yang menimbulkan perpecahan di kalangan bangsa Indonesia.
1)    Periode Pertama (periode sebelum Snouck Hurgronje)
a.    Belanda berprinsip agar penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak memberontak.
b.    Menerapkan dua strategi yaitu membuat kebijakan-kebijakan yang sifatnya membendung dan melakukan kristenisasi bagi penduduk Indonesia.
c.    Dalam  pelarangan  pengalaman ajaran  islam, Belanda  membatasi masalah ibadah haji dengan berbagai aturan tetapi pelarangan ini justru kontraproduktif  bagi  Belanda karena menjadi sumber  pemicu perlawanan terhadap Belanda sebagai penjajah karena menghalangi kesempurnaan islam seseorang.
2)    Periode Kedua (periode setelah Snouck Hurgronje menjadi penasihat Belanda untuk urusan pribumi di Indonesia)
a.    Dalam hal ini,tidak semua kegiatan pengamalan Islam dihalangi bahkan dalam hal tertentu didukung. Kebijakan didasarkan atas pengalaman Snouck berkunjung ke Makkah dengan menyamar sebagai seorang muslim bernama Abdul Ghaffar.
b.    Kebijakan Snouck didasarkan tiga prinsip utama,yaitu: Pertama rakyat indonesia dibebaskan dalam menjalankan semua masalah ritual keagamaan seperti ibadah, Kedua pemerintah berupaya mempertahankan dan menghormati keberadaan lembaga-lembaga sosial atau aspek mu’amalah dalam islam, Ketiga pemerintah tidak menoleransi kegiatan apapun yang dilakukan kaum muslimin yang dapat menyebarkan seruan-seruan Pan-Islamisme atau menyebabkan perlawanan politik atau bersenjata menentang pemerintah kolonial Belanda.


2.3. Faktor Subjektif
Keprihatinan Dan Keterpanggilan KH. Ahmad Dahlan Terhadap Umat Dan Bangsa
Faktor Subyektif yang sangat kuat, bahkan dikatakan sbagai faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman KHA. Dahlan terhadap Al Qur'an dalam menelaah, membahas dan meneliti dan mengkaji kandungan isinya. Sikap KHA. Dahlan seperti ini sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul dalam dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat MUhammad ayat 24 yaitu melakukan taddabur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian terhadap apa yang tersirat dalam ayat. Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan KHA. Dahlan ketika menatap surat Ali Imran ayat 104 : "Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung".
Memahami seruan diatas, KHA. Dahlan tergerak hatinya untuk membangan sebuah perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi yang tugasnya berkhidmad pada melaksanakan misi dakwah Islam amar Makruf Nahi Munkar di tengah masyarakat kita.

2.4. Profil KH. A. Dahlan Dan Pemikirannya
Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di Yogyakarta, 23 Februari1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa. Silsilahnya tersebut ialahMaulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).
Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.
Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampungKauman, Yogyakarta.
Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta. KH. Ahmad Dahlan dimakamkan di KarangKajen, Yogyakarta.
Pengalaman Organisasi
Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup menggejala di masyarakat.
Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. la dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen, mengajar di sekolah Belanda, serta bergaul dengan tokoh-tokoh Budi Utomo yang kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan lain. Saat itu Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun ia berteguh hati untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.
Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Maka dari itu kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari, Imogiri dan lain-Iain telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang, Ahmadiyah di Garut. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam.
Berbagai perkumpulan dan jama'ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, diantaranya ialah Ikhwanul-Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta'awanu alal birri, Ta'ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi.
Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur van Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh Dahlan. Pastur van Lith di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat itu Kiai Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering (persidangan umum).
Pahlawan Nasional
Atas jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:
1.    KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;
2.    Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam;
3.    Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; dan

4.    Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.

REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan (diakses tanggal 07 Nopember 2014)

Selasa, 18 November 2014

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Gresik
Jalan Sumatra 101 GKB Gresik
Telp. (031) 3951414 Fax. (031) 3952585


Nama Kelompok:
1.     Leny Rufi’al ‘Amalyn         (12311045)
2.    Miftachatul Hidayati C.K (12311058)

A.   Judul
“Kinton Japan”
B.    Investasi awal
No
Banyak
Nama
Harga (Rp)
Investasi Selama 2 Tahun (Rp)
1
10 lusin
Sendok
10,000.00
100,000.00
2
10 lusin
Piring
37,000.00
370,000.00
3
4 buah
Penggorengan
70,000.00
280,000.00
4
2 buah
Kompor Gas Tumpu 2
350,000.00
700,000.00
5
4 set
Kitchen Tool Oxon
78,500.00
314,000.00
6
24 buah
Lionstar
40,000.00
960,000.00
7
2 buah
Dispenser
78,000.00
156,000.00
8
2 set
Pisau
95,000.00
190,000.00
9
3 buah
Rak Piring
115,000.00
345,000.00
10
4 set
Botol Bumbu
35,000.00
140,000.00
11
10 buah
Baskom
10,000.00
100,000.00
12
12 set
Meja & Kursi
915,000.00
10,980,000.00
13
2 buah
Tabung Gas 12kg
300,000.00
600,000.00
14
5 buah
Galon
30,000.00
150,000.00
15
10 lusin
Gelas
15,000.00
150,000.00
16
2 tahun
Asumsi Sewa Tempat
1,100,000.00
2,200,000.00
Jumlah
17,735,000.00
C.    Depresiasi
D.   Fix Cost
3 karyawan = Rp 500,000.- x 3 = Rp 1,500,000.-
E.    Variable Cost
No
Banyak
Nama
Harga (Rp)
Biaya 2 Tahun (Rp)
1
4320 kg
Ubi
5,000.00
21,600,000.00
2
2880 kg
Gula
18,000.00
51,840,000.00
3
3600 galon
Air
3,500.00
12,600,000.00
4
12 pcs
Garam
1,000.00
12,000.00
5
5760 kg
Apel
13,000.00
74,880,000.00
16 pack
Straw
16,250.00
260,000.00
Jumlah
161,192,000.00
F.    Revenue
G.   Sumber Modal
Sumber modal
Jumlah
Bobot
COC
Modal sendiri
Rp 17,735,000,-
100%
20%
H.   EBIT
TC         = FC + VC
= Rp 1,500,000.- +
= Rp 1,500,000.- + Rp 6,717,000.-
= Rp 8,217,000.-
Keterangan
Jumlah (Rp)
Revenue
16,200,000
Total cost
8,217,000
Depresiasi
739,000
EBIT
7,244,000
I.    EAT
Keterangan
Jumlah (Rp)
EBIT
7,244,000
Bayar Pajak 14%
1,014,160
EAT
6,229,840
J.   Cash Flow
Keterangan
Jumlah (Rp)
EAT
6,229,840
Depresiasi
739,000
Cash Flow
6,968,840
Residu
0
Terminal cash flow
6,968,840
K.    Pola Arus Kas
Bulan
Cash Flow (Rp)
0
(17,735,000)
1
6,968,840
2
6,968,840
3
6,968,840
4
6,968,840
5
6,968,840
6
6,968,840
7
6,968,840
8
6,968,840
9
6,968,840
10
6,968,840
11
6,968,840
12
6,968,840
13
6,968,840
14
6,968,840
15
6,968,840
16
6,968,840
17
6,968,840
18
6,968,840
19
6,968,840
20
6,968,840
21
6,968,840
22
6,968,840
23
6,968,840
24
6,968,840
L.    Payback Period
M.  Average Rate of Return
N.   Net Present Value
Bulan
Cash Flow (Rp)
P/F, 20%
NPV
0
(17,735,000)
1
(17,735,000)
1
6,968,840
0.8333
5,807,134.372
2
6,968,840
0.6944
4,839,162.496
3
6,968,840
0.5787
4,032,867.708
4
6,968,840
0.4823
3,361,071.532
5
6,968,840
0.4019
2,800,776.796
6
6,968,840
0.3349
2,333,864.516
7
6,968,840
0.2791
1,945,003.244
8
6,968,840
0.2326
1,620,952.184
9
6,968,840
0.1938
1,350,561.192
10
6,968,840
0.1615
1,125,467.66
11
6,968,840
0.1346
938,005.864
12
6,968,840
0.1122
781,903.848
13
6,968,840
0.0935
651,586.54
14
6,968,840
0.0779
542,872.636
15
6,968,840
0.0649
452,277.716
16
6,968,840
0.0541
377,014.244
17
6,968,840
0.0451
314,294.684
18
6,968,840
0.0376
262,028.384
19
6,968,840
0.0313
218,124.692
20
6,968,840
0.0261
181,886.724
21
6,968,840
0.0217
151,223.828
22
6,968,840
0.0181
126,136.004
23
6,968,840
0.0151
105,229.484
24
6,968,840
0.0126
87,807.384
Jumlah
16,672,253.73
NPV > 0 maka layak untuk dilaksanakan karena 16,672,253.73 > 0











O.   Profitability Index
Bulan
Cash Flow (Rp)
P/F, 20%
NPV
1
6,968,840
0.8333
5,807,134.372
2
6,968,840
0.6944
4,839,162.496
3
6,968,840
0.5787
4,032,867.708
4
6,968,840
0.4823
3,361,071.532
5
6,968,840
0.4019
2,800,776.796
6
6,968,840
0.3349
2,333,864.516
7
6,968,840
0.2791
1,945,003.244
8
6,968,840
0.2326
1,620,952.184
9
6,968,840
0.1938
1,350,561.192
10
6,968,840
0.1615
1,125,467.66
11
6,968,840
0.1346
938,005.864
12
6,968,840
0.1122
781,903.848
13
6,968,840
0.0935
651,586.54
14
6,968,840
0.0779
542,872.636
15
6,968,840
0.0649
452,277.716
16
6,968,840
0.0541
377,014.244
17
6,968,840
0.0451
314,294.684
18
6,968,840
0.0376
262,028.384
19
6,968,840
0.0313
218,124.692
20
6,968,840
0.0261
181,886.724
21
6,968,840
0.0217
151,223.828
22
6,968,840
0.0181
126,136.004
23
6,968,840
0.0151
105,229.484
24
6,968,840
0.0126
87,807.384
Jumlah
34,407,253.73

PI > 1 maka layak untuk dilaksanakan karena 1.940076331 > 1