PROGRAM ORIENTASI
DISUSUN OLEH:
ADI SUSILO ARIF WIRANATA (12311044)
LENY RUFI’AL ‘AMALYN (12311045)
M. RAHARDIAN PRASETYA (12311047)
INDAH WINARTI (12311048)
MIFTACHATUL HIDAYATI C.K (12311058)
DWI WAHYU AGUSTIN (12311066)
SRI INDAH LUTFIANA (12311072)
VAZHAR SETYA PUTRA (12311077)
DOSEN PEMBIMBING:
DEWI NUR AINI, S.E., M.Si
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH GRESIK
Jalan
Sumatra 101 GKB Gresik
Telp. (031) 3951414 Fax. (031) 3952585
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan tugas
mahasiswa ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Tugas mahasiswa ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang “PROGRAM ORIENTASI”,
yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Tugas mahasiswa ini disusun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya tugas mahasiswa ini dapat
terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dewi Nur
Aini, S.E., M.Si selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia.
2.
Semua pihak yang
terlibat dalam penyelesaian tugas ini.
Semoga penulisan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan maka penulis mengharap
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dimasa mendatang. Terima
kasih.
Gresik, 26 September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG 1
- RUMUSAN MASALAH 1
- TUJUAN 2
- MANFAAT 2
BAB II PROGRAM
ORIENTASI
- PENGERTIAN 3
- TANGGUNG JAWAB ORIENTASI 4
- TUJUAN ORIENTASI 5
- MANFAAT ORIENTASI 8
- MUATAN PROGRAM ORIENTASI 9
- PROGRAM ORIENTASI YANG EFEKTIF 11
- MEMBENTUK SISTEM ORIENTASI YANG EFEKTIF 12
- TEKNIK-TEKNIK ORIENTASI 15
BAB III PENUTUP
- KESIMPULAN 17
- SARAN 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Ketika memulai pekerjaan baru banyak para karyawan yang
merasa gugup ketika pertama kali bekerja. Kegugupan hari pertama ini dasarnya
bersifat alamiah. namun hal itu dapat mengurangi kepuasan karyawan baru dan
kemampuan untuk belajar kerja jika manajer SDM tidak mengantisipasinya lebih
dini. Para psikolog mengatakan bahwa kesan awal pertama adalah begitu kuatnya
dan wajar wajar saja karena karyawan baru masih memiliki sesuatu yang sedikit,
seperti pengetahuan, dan pengalaman kerja serta untuk melakukan penilaian diri.
Hal ini sangat tergantung pada keinginan kuat karyawan untuk mengetahui segala
sesuatu tentang perusahaan. untuk membantu karyawan menjadi anggota yang puas
dan produktif, manajer dan departemen SDM harus membuat kesan awal tersebut
menjadi sesuatu yang menyenangkan para karyawan baru, jadi jangan menimbulkan
kesan bahwa yang paling membutuhkan di perusahaan adalah karyawan dan
perusahaan.
Sekali proses seleksi telah diputuskan, para manajer dan
departemen SDM hendaknya membantu karyawan baru tersebut untuk merasa cocok
dengan lingkungannya. Mengapa? karena sejak hari pertama, pendatang baru sudah
masuk ke proses Investasi SDM. Mereka perlu disiapkan sejak awal agar nantinya
mampu melakukan sesuatu tugas yang dibebankan perusahaan kepada mereka dengan
baik. untuk membantu pendatang baru agar mereka merasa cocok, program orientasi
akan membuat mereka familiar antara lain dengan peran peranya, perusahaan,
kebijakan kebijakan dan karyawan lainnya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang
diatas, penulis ingin merumuskan masalah antara lain:
1. Apa
pengertian dari orientasi?
2. Bagaimana
tanggung jawab orientasi?
3. Apa
tujuan orientasi?
4. apa
manfaat orientasi?
5. Apa
muatan program orientasi?
6. Apa
program orientasi yang efektif?
7. Apa
yang membentuk program orientasi yang efektif?
8. Apa
teknik-teknik orientasi dalam program orientasi?
C.
TUJUAN
1. Mampu
memahami tentang pengertian orientasi.
2. Mengetahui
tanggung jawab orientasi.
3. Mengetahui
tujuan orientasi.
4. Mengetahui
manfaat orientasi.
5. Mengetahui
muatan program orientasi.
6. Mengetahui
program orietasi yang efektif.
7. Mengetahui
komponen-komponen membentuk program orientasi yang efektif.
8. Mengatahui
teknik-teknik orientasi yang digunakan.
D.
MANFAAT
Manfaat dalam penulisan ini adalah memperoleh gambaran mengenai program orientasi
yang digunakan dalam perusahaan sehingga dapat membantu untuk menambah wawasan
mengenai program orientasi yang berguna dalam implementasi di masyarakat umum
baik di instalasi pemerintah maupun instalasi swasta.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ORIENTASI
Pengertian
orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong karyawan baru (yang
lulus seleksi) mengenai pekerjaan dan peerusahaan tempat bekerjanya. Program
orientasi sering juga disebut induksi yaitu memperkenalkan karyawandengan
peranan atau kedudukan mereka dengan organisasi dan dengan karyawan lain.
Orientasi dilaksanakan karena semua karyawan baru membutuhkan waktu untuk dapat
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru (Hasto
& Meilan, 2007).
Marihot
Tua Efendi Hariandja mendefinisikan orientasi dengan suatu program untuk
memperkenalkan pegawai baru pada peran-peran mereka, organisasi,
kebijaksanaan-kebijaksanaan, nilai-nilai, keyakinann-keyakinan dan pada rekan
kerja mereka. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh departemen sumber daya
manusia dan atasan langsung dari pegawai tersebut untuk mensosialisasikan
nilai-nilai organsiasi pada pegawai baru.
Gary
Dessler menyebut orientasi dengan memberikan informasi mengenai latar belakang
kepada karyawan baru yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan secara
memuaskan, seperti informasi perusahaan. Program ini bisa dimulai dari
perkenalan singkat secara informal atau dengan kursus formal yang panjang.
Menurut
Susilo Martoyo, Orientasi adalah memperkenalkan para karyawan baru dengan
peranan atau kedudukan mereka, dengan organisasi dan dengan para karyawan lain.
Orientasi
Kerja menurut Ingham (1970): the concept
formed the basis for the harmonious view of industrial relations in the small
firm as orientation to work was said to cause individual self-selection to the
small firm sector. Yang kurang lebih memiliki arti: sikap dan tingkah laku
karyawan, merupakan suatu konsep yang dapat menciptakan harmoni dalam bekerja
dan sehingga dapat menyebabkan peningkatan kinerja karyawan secara individu
dalam sebuah perusahaan.
Orientasi
Kerja menurut Goldthorpe (1968): orientation to work adalah arti sebuah
pekerjaan terhadap seorang individu, berdasarkan harapannya yang diwujudkan
dalam pekerjaannya.
Dari
pengertian yang lain, disebutkan bahwa orientasi merupakan suatu program untuk
memperkenalkan pegawai baru pada peran-peran mereka, organisasi,
kebijaksanaan-kebijaksanaanya, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan pada rekan
kerja mereka. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh departemen sumber daya
manusia dan atasan langsung dari pegawai tersebut untuk mensosialisasikan
nilai-nilai organisasi pada pegawai baru.
B.
TANGGUNG
JAWAB ORIENTASI
Orientasi
menuntut kerja sama antara individu dengan unit Sumber Daya Manusia dan para
manajer serta atasan lainnya. Di dalam organisasi yang kecil tanpa departemen
Sumber Daya Manusia, seperti toko mesin, atasan langsung dari karyawan baru
memiliki tanggung jawab penuh untuk orientasi. Di dalam organisasi yang besar,
para manajer dan atasan langsung sebagaimana juga departemen Sumber Daya
Manusia, harus bekerja sebagai satu tim dalam orientasi karyawan baru.
|
UNIT
SUMBER DAYA MANUSIA
|
PARA
MANAJER
|
|
Menempatkan
karyawan sesuai gaji.
Mendesain program orientasi formal. Menjelaskan benefit dan organisasi perusahan.
Menegembangkan
daftar orientasi.
Mengevaluasi
kegiatan orientasi.
|
Mempersiapkan rekan kerja untuk
karyawan baru.
Memperkenalkan rekan kerja kepada
karyawan baru.
Memberikan gambaran peraturan
kerja dan lingkungan pekerjaan.
|
Gambar
10-4 menggambarkan satu divisi yang umum dari tanggung jawab orientasi di mana
para manajer bekerja sama dengan spesialis Sumber Daya Manusia untuk memberikan
orientasi kepada karyawan baru. Bersama-sama mereka harus membangun proses
orientasi yang akan mengkomunikasikan hal-hal yang perlu di pelajari oleh
karyawan baru. Atasan langsung bisa saja tidak mengetahui seluruh rincian dari
ansuransi kesehatan atau pilihan benefit karyawan, sebagai contoh, tetapi
mereka biasanya dapat menyampaikan informasi tentang peraturan keselamatan
kerja; departemen Sumber Daya Manusia kemudian dapat menjelaskan tentang
benefit karyawan.
C.
TUJUAN
ORIENTASI
Program
orientasi merupakan usaha mengirimkan pesan yang jelas dan menyediakan
infirmasi yang akurat tentan budaya organisasi, pekerjaan, dan harapan. Pesan
yang jelas yang dipahami dan diterima dapat mencapai tujuan orientasi, yang
antara lain
1.
Mengurangi
stress dan kecemasan karyawan baru. Kecemasan dalam hal
ini adalah rasa takut gagal dalam pekerjaan
2.
Mengurangi
pergantian karyawan. Jika karyawan mempersepsikan dirinya
tidak efektif, tidak dibutuhkan, maka mereka bereaksi dengan mengundurkan diri.
3.
Menghemat
waktu. Karyawan yang tidak diorientasi dengan baiktetap
harus melakukan perkerjaan, untuk itu mereka bantuan, terutama teman sejawat,
dan/atau supervisior
4.
Membantu
karyawan baru mempelajari perilaku yang sesuai.
5.
Mengembangkan
ekspektasi yang realistik. Harapan pekerjaan lazimnya jelas
karena telah dikembangkan setelah bertahun-tahun melalui pelatihan dan
pengembangan.masyarakat membangun seperangkat sikp dan perilaku yang dianggap
wajar untuk perkejaan itu.
Tujuan
Orientasi Bagi Pengusaha
Secara
umum tujuan orientasi adalah untuk membantu karyawan belajar mengenai
organisasi secepat mungkin, sehingga mereka dapat memulai memberikan
konstribusi. Dari perspektif pengusaha, orientasi mempunyai beberapa tujuan
yang spesifik, yamg akan digambarkan berikut ini :
Peningkatan Produktifitas,
baik pengusaha maupun karyawan menginginkan setiap individu untuk memulai
bekerja, untuk menjadi produktif secepat mungkin. Texas instruments menemukan
bahwa orientasi membantu karyawan mencapai tingkat produktivitas penuh
sedikitnya dua bulan lebih awal di bandingkan dengan mereka yang tanpa
pengalaman orientasi yang efektif. Beberapa pengusaha, termasuk perusahaan
akuntan besar, memberikan karyawan baru computer dan akses internet sebagai hal
yang di terima dalam penawaran kerja. Dengan cara itu, karyawan baru dapat
lebih mengenal organisasi dan operasi kerjanya bahkan sebelum mereka memulai
program orientasi yang sesungguhnya. Contoh ini menggambarkan bahwa orientasi
oirganisasi benar-benar dimulai selama proses perekrutan dan seleksi karyawan,
karena bagaimana cara seseorang diperlakukan dan apa yang mereka pelajari
mengenai organisasi selama kontak pertama akan membentuk bagaimana cara mereka menghadapi
tugas-tugas barunya.
Bagian
lain dari orientasi yang mempengaruhi produktivitas adalah pelatihan kepada
karyawan baru tentang cara-cara yang tepat untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Salah
satu perusahaan konstruksi telah menemukan bahwa dengan penekanan kepada
keamanan dan menginstruksikan karyawan baru praktik-praktik yang aman dalam
bekerja telah secara signifikan menurunkan jumlah waktu yang hilang karena
cidera, yang dialami oleh karyawan baru.
Pengurangan Tingkat Keluar Masuk
Karyawan, beberapa pengusaha telah mengalami tingkat keluar
masuk karyawan (turn over) yang signifikan dari para karyawan yang baru
direkrut, dan hal umum bagi setengah dari karyawan baru yang bekerja
dipekerjaan harian, di mana mereka meninggalkan pekertjaan mereka dalam satu
tahun pertama mereka bekerja. Akan tetapi, pengusaha dengan program orientasi
yang efektif menemukan bahwa karyawan bertahan lebih lama. Corning Glass
mencatat bahwa 70% dari karyawan yang memiliki nilai tinggi dalam orientasi
akan bertahan setidaknya selama tiga tahun. Perusahaan lainnya mampu mengurangi
tingkat keluar masuk karyawan setiap tahunnya sebesar 40% dan banyak penurunan
ini dikaitkan dengan lebih efektifnya orientasi karyawan baru. Sebagaimana di
tunjukkan dalam bab 3, keluar masuk karyawan menuntut biaya, dan jika orientasi
membantu mengurangi keluar masuk karyawan, maka hal ini memberikan konstribusi kepada
keberhasilan organisasi.
Pengenalan Organisasi,
tujuan lain dari orientasi adalah menginformasikan kepada karyawan baru
mengenai sifat dari organisasi itu sendiri. Pengenalan organisasi secara umum
mungkin termasuk pandangan singkat mengenai organisasi, sejarahnya, struktur,
para pimpinan kunci, tujuan, produk dan pelayanan dari organisasi, bagaimana
pekerjaaan si karyawan masuk ke dalam gambaran yang besar ini, dan informasi
umum lainnya. Jika pengusaha menyiapkan laporan tahunan, duplikatnya bias saja
di berikan kepada si karyawan baru. Juga, beberapa organisasi memberikan
karyawan baru mereka daftar dari istilah-istilah yang digunakan dalam industri
untuk membantu mereka belajar secara rutin tentang kata-kata yang di gunakan.
Perspektif Sumber Daya Manusia menunjukkan
sedbuah paspor yang digunakan oleh ACI World-wide. Paspor itu menggambarkan
pendekatan orientasi yang melibatkan para eksekutif dari seluruh perusahaan,
tidak hanya staf Sumber Daya Manusia.
Tujuan
Orientasi Untuk Karyawan Baru
Karyawan
baru umumnya sangat bergairah akan adanya “startawal”
dan juga memiliki kecemasan terhadap apa yang akan mereka hadapi nanti. Oleh
karena itu, orientasi harus membantu menciptakan kesan yang menyenangkan dan
meningkatkan penerimaan interpersonal antara karyawan baru.
Kesan menyenangkan bagi karyawan
baru.
Walaupun tujuan pertama pertama dari dua tujuan orientasi adalah berorientasi pada
pengusaha, tujuan lain dari orientasi adalah untuk menguntungkan karyawan baru.
Tentunya program orientasi yang baik dapat menciptakan kesan yang menyenangkan
bagi organisasi dan pekerjaan itu sendiri. Kesan ini bahkan dimulai saat
sebelum melapor untuk bekerja. Dengan memberikan informasi yang memadai tentang
kapan dan bagaimana cara memberikan laporan di harti pertama bekerja, bagaimana
menangani seluruh pekerjaan administrative deengan efisien, dan memiliki orang-orang
dekat yang membantu seluruh karyawan baru akan memberikan konstribusi dalam
menciptakan kesan yang baiki terhadap organisasi.
Meningkatkan Penerimaan
Interpersonal. Tujuan lainnya dari orientasi adalah
untuk memudahkan masuknya karyawan baru ke dalam kelompok kerja. Para karyawan
baru sering khawatir akan pertemuannya dengan orang-orang di dalam unit
kerjanya. Lebih jauh lagi, harapan dari kelompok kerja tidak selalu parallel
dengan yang sudah di sampaikan oleh pihak manajemen selama masa orientasi
formal. Juga, jika ada keterbatasan dalam orientasi formal yang di persiapkan
dengan baik, karyawan baru akan berorientasi dalam kelompoknya sendiri,
kemungkinan dalam cara-cara yang tidak menguntungkan bagi organisasi. Sebagai
contoh, dalam suatu perusahaan perangkat lunak, sebuah kelompok kerja dalam
seksi dimana seorang karyawan baru di tugaskan, dengan semangat menceritakan
kepada si karyawan baru tentang “bagaimana sebenarnya keadaan kerja disini’.
Beberapa pandangan mereka mungkin saja tidak seluruhnya tepat. Untuk itu,
orientasi menjadi sangat penting bagi bagi manaejemen untuk memastikan bahwa
karyawan baru tahu pasti apa yang akan di harapkan oleh atasannya.
D.
MANFAAT
ORIENTASI
Meskipun
penelitian tentang programorientasi relatif terbatas, beberapa manfaat umumnya
sering dilaporkan. Salah satu bentuk manfaat dari program orientasi adalah
pengurangan kecemasan karyawan baru. Dengan kecemasan yang lebih sedikit,
pendatang baru dapat mempelajari tugas-tugasnya dengan baik. Perlakuan seperti
perpeloncoan oleh kelompok karyawan senior atau kritik dari penyelia dapat
dipertahankan, karena pekerja yang berorientasi dengan sempurna memiliki
harapan tentang pekerjaan-pekerjaannya lebih baik. Hasilnya karyawan baru yang
berorientasi dengan baik membutuhkan perhatian sedikit saja dari pembantu
pekerja dan penyelia dengan melaksanakan pekerjaan dengan baik dan sangat
mungkin untuk tidak keluar dari perusahaan (Mangkuprawira, 2011).
Sebagai
contoh pada perusahaan USA sebuah kelompok karyawan menerima program orientasi
yang diperluas. Program khusus ini difokuskan pada persoalan adaptasi social
yang biasanya dialami para karyawan. Mereka akan memiliki peluang keberhasilan
yang tinggi karena terdorong oleh sifat karyawan lainnya yang mungkin tidak
memperdulikan kehadiran mereka, para penyelia merupakan orang-orang yang
bersifat penolong, dan sebagai karyawan baru, mereka hendaknya mengambil
prakarsa untuk berkomunikasi dengan penyelia jika mereka memilikki
pertanyaan-pertanyaan.
Berdasarkan
studi yang dilakukan di USA perlakuakn seperti itu pada kelompok orientasi
khusus ini telah menunjukkan hasil-hasil positif berupa pemborosan-pemborosan
materi dapat dikurangi 80%, biaya pelatihan turun sebanyak dua pertiganya,
biaya produksi menurun sebanyak 15%, dan waktu pelatihan, ketidakhadiran, dan
keterlambatan hadir menurun sampai setengahnya.
E.
MUATAN
PROGRAM ORIENTASI
Menurut
Martoyo yang dikutip oleh hasto dan Meilan (2007) terdapat beberapa aspek yang
termuat dalam program orientasi, yaitu:
1. Masalah-masalah
organisasional, meliputi:
a) Sejarah
singkat organisasional
b) Organisasi
perusahaan
c) Nama
dan jabatan para direktur
d) Layout
fasilitas-fasilitas yang tersedia
e) Periode
percobaan
f) Kebijaksanaan
dan aturan perusahaan
g) Peraturan-peraturan
disiplin
h) Prosedur
keamanan
i)
Buku panduan karyawan
j)
Proses produksi
k) Produk
atau jasa lain yang dihasilkan
2. Perkenalan
dengan Staf Pelaksanaan, meliputi:
a) Atasan
b) Pelatih
c) Rekan
sekerja
d) Bagian
bimbingan karyawan
3. Tunjangan
karyawan, meliputi:
a) Gaji
atau upah
b) Cuti
atau libur
c) Jam
istirahat
d) Pelatihan
dan pendidikan
e) Konseling
f) Asuransi
g) Program
pensiun
h) Pelayanan
organisasi terhadap karyawan
i)
Program rehabilitas
4. Tugas-tugas
jabatan, meliputi:
a) Lokasi
pekerjaan
b) Tugas-tugas
pekerjaan
c) Kebutuhan
keamanan
d) Fungsi
jabatan
e) Sasaran-sasaran
pekerjaan
f) Hubungan
atau kerkaitan dengan pekerjaan lainnya
Sedangkan
hal-hal khusus yang berhubungan dengan pekerjaan yang perlu diketahu oleh
karyawan baru adalah:
a) Kondisi
kerja
b) Upah
dan jaminan social
c) Program
kesehatan dan keselamatan
d) Program
pelayanan
e) Uraian
jabatan
f) Tempat
dan peralatan kerja
g) Teman
atau bawahan dalam bekerja
h) Hal-hal
lain yang sesuai dengan kebutuhan penyesuaian diri
Dari
aspek waktu, masa orientasi dapat dilakukan dalam beberapa jam, beberapa minggu
atau beberapa bulan. Pengenalan mengenai perusahaan dan atau pekerjaan pada karyawan
baru dalam masa orientasi bukannlah yang pertama. Karena pada saat proses
seleksi secara langsung maupun tidak, pegawai baru telah diperkenalkan dengan
kedua hal tersebut. Secar umum informasi mengenai perusahaan dan tugas dapat
memberikan melalui wawancara, pertemuan dan diskusi group, buku saku, film atau
kombinasi dari semuanya.
F.
PROGRAM
ORIENTASI YANG EFEKTIF
Program
Orientasi yang efektif pada umumnya memiliki beberapa elemen, di antaranya:
a.
Di dasarkan prinsip perlu tahu ,
karyawan baru di beri informasi yang mereka butuhkan. Jenis informasi yang
paling relevan dan mendesak di berikan terlebih dahulu.
b.
Berlangsung selama berhari-hari dan
berminggu-minggu.
c.
Isi program orientasi seharusnya
menyajikan keseimbangan yang sehat tentang
informasi teknis tentang pekerjaan dengan aspek sosialnya.
d.
Berisikan interaksi dua arah antara
manajer dan karyawan baru.
e.
Hari pertama mempunyai dampak yang
paling besar terhadap karyawan baru.
f.
Memberi tanggung jawab kepada karyawan
baru beradaptasi dengan atasanya langsung.
g.
Karyawan baru seharusnya secara bertahap
di perkenalkan dengan teman-teman kerjanya secara langsung.
h.
Seharusnya santai. Fokusnya pada
perayaan, mengurangi kecemasan dan bukan menambahnya(Werner dan
DeSimone.2006:314).
Pada tataran lebih
luas, karyawan baru perlu di beritahu tentang informasi-informasi sebagai
berikut:
a.
Standar
perusahaan/organisasi,harapan,norma,tradisi dan kebijakan.
b.
Perilaku social , seperti prilaku yang
di sepakati , iklim kerja, dan mengenal rekan kerja dan pimpinan atau atasan.
c.
Aspek teknis pekerjaan.
G.
MEMBENTUK
SISTEM ORIENTASI YANG EFEKTIF
Pendekatan
sistematis terhadap orientasi membutuhkan adanya perhatian terhadap sikap,
perilaku dan informasi yang dibutuhkan oleh karyawan baru. Sayangnya, sering
kali orientasi dilaksanakan secara agak “sembrono”. Pemikiran umum yang
mengikuti penekanan pada komponen-komponen penting dari system orientasi yang
efektif adalah : mempersiapkan karyawan baru, menyediakan mereka dengan
informasi yang di perlukan, menyampaikan orientasi secara efektif, dan
mengadakan efaluasi dan tindak lanjut dari orioentasi awal.
Persiapan
Bagi Karyawan Baru.
Karyawan
baru harus merasa bahwa mereka dimiliki dan penting bagi organisasi. Baik
atyasan langsung maupun unit sumber daya manusia harus siap memberikan persepsi
ini kepada setiap karyawan baru. Lebih jauh lagi, rekan kerja sebagaimana juga
para atasan langsung, harus siap dengan kedatangan karyawan baru ini. Persiapan
ini sebagai sesuatu yang mengancam status atau keamanan kerja dari karyawan
lama. Manajer atau atasan langsung harus mendiskusikan tujuan dari pekerjannya
karyawan baru ini pada seluruh karyawan yang sudah ada sebelum kedatangan
karyawan baru.
Beberapa
organisasi menggunakan rekan kerja atau teman dekat sebagai bagian dari
orientasi karyawan baru. Adalah sangat bermanfaat untuk melibatkan individu dengan
jabatan lebih tinggi dan lebih berpengalaman, yang mampu bertindak sebagai
contoh bagi para karyawan baru ini.
Menyedikan
Karyawan Baru dengan Informasi yang Dibutuhkan
Pertanyaan
penuntun dalam membangun suatu sistem orientasi kasryawan baru adalah: “Apa
yang ingin diketahui oleh para karyawan baru?”
Terkadang karyawan baru
menerima sejumlah besar informasi yang mereka tidak butuhkan secara langsung,
dan mereka gagal mendapatkan informasi yang betul-betul mereka butuhkan untuk
hari pertama dipekerjaan baru mereka.
Beberapa
organisasi mensistemasikan proses ini dengan dengan membuat suatu daftar
periksa untuk orientasi (checklist). Daftar periksa ini dapat memastikan bahwa
hal-hal yang penting sudah dipenuhi pada satu waktu, mungkin pada minggu
pertama. Banyak pengusaha yang meminta para karyawan untuk menandatangani
daftar ini untuk memverifikasi bahwa kepada kepada mereka telah disampaikan
seluruh peraturan dan prosedur yang berlaku di organisasi.
Sering
kali, para karyawan diminta mendatangani suatu formulir yang menandakan bahwa
mereka telah mendapatkan buku pegangan serta sudah membacanya. Persyaratan ini
memberikan perlindungan hukum kepada pengusaha yang mungkin harus menerapkan
beberapa kebijakan serta pereaturan di kemudian hari. Para karyawan yang sudah
mendatangani formulir tidak dapat menyangkal di kemudian hari bahwa mereka
sudah diinformasikan tentang kebijakan serta prosedur yang ada.
Untuk
membantu mereka memahami organisasi serta menyeluruh, karyawan baru sebaiknya
juga melakukan orientasi terhadap budaya organisasi. Dengan memberikan
informasi bersifat informal pada faktor-faktor yang khusus seperti kebiasaan
berpakaian, kebiasaan makan siang, dan bagaimana panggilan para pimpinan, akan
membantu karyawan baru untuk menyesuaikan diri.
Hal
penting lainnya dari informasi perkenalan adalah dengan membeerikan karyawan
baru kebijakan-kebijakan, peraturan kerja, dan nilai tambah dari perusahaan.
Peraturan mengenai cuti sakit, absensi, liburan, benefit karyawan, perawatan
rumah sakit, parkir serta aturan keselamatan kerja harus diketahui sesegera
mungkin oleh para karyawan baru. Juga atasan langsung karyawan baru atau
manajer harus menggambarkan rutinitas dari hari kerja kepada karyawan baru di hari
pertama mereka.
Menyampaikan
Informasi Orientasi Secara Efektif
Manajer
serta perwakilan dari Sumber Daya Manusia harus menetapkan cara yang paling
tepat untuk menyampaikan informasi orientasi. Satu kegagalan yang umum terjadi
dalam banyak program orientasi adalah kelebihan
informasi. Pada karyawan yang menerima terlalu banyak fakta bias jadi
mengacuhkan detail dari informasi atau tidak tepat mengingat informasi yang
didapat. Sebagai contoh, daripada menyampaikan kepada karyawan baru mengenaio
kebijakan izin sakit di perusahaan serta kebijakan liburan, buku pegangan
karyawan yang mencantumkan informasi ini dapat diberikan di hari pertama. Para
manajer atau perwakilan Sumber Daya Manusia kemudian akan me-review informasi tersebut beberapa hari
keemudian untuk menjawab jika ada pertanyaan dari karyawan baru, dan karyawan
baru dapat mempelajari apa yang mereka butuhkan. Beberapa pengusaha telah
menginvestasikan bannyak waktu dan usaha untuk membuat orientasi menjadi
menarik dan bermanfaat.
Orientasi
dengan kecepatan sendiri (self paced),
dimana para karyawan mempelajari informasi orientasi yang tersedia secara
elektronis atau dalam kaset video, penggunaanya juga makin bertambah. Ada
beberapa keuntungan dengan pendekatan ini. Kebanyakan informasi umum dari perusahaaan
bersifat online untuk dapat diakses karyawan
dari rumah atau di kantor di seluruh dunia. Ini juga menghemat waktu staf
Sumber Daya Manusia beberapa jam, dan karyawan baru dapat mengulangi informasi
yang diperlukan setiap saat. Juka mereka mempunyai pertanyaan khusus, karyawan
baru dapat menghubungi staf Sumber Daya Manusia baik melalui telepon maupun e-mail.
Memang,
para karyawan akan memperoleh lebih banyak informasi orientasi jika disampaikan
dalam cara yang mendorong mereka untuk belajar. Sebagai tambahan kepada kaset
video dan computer sebagaimana disebutkan terdahulu, beberapa organisasi secara
berhasil telah menggunakan film, slide,
dan bagan-bagan. Namun demikian, penekanannya haruslah pada penyampaian
informasi, bukan pada menghibur karyawan baru. Materi seperti buku pegangan dan
lembaran informasi harus di-review
untuk setiap periode tertentu untuk diperbarui dan dikoreksi.
Evaluasi
dan Tindak Lanjut
Program
orientasi yang sistematis harus mempunyai tahap eveluasi dan pengenalan kembali
setelah satu titik tertentu dari orientasi awal. Perwakilan Sumber Daya Manusia
maupun manajer dapat mengevaluasi efektivitas orientasi dengan mengadakan
wawancara tindak lanjut dengan para karyawan baru beberapa minggu atau beberapa
bulan setelah orientasi. Sayangnya, kebanyakan pengusaha tampaknya melakukan
evaluasi yang terbatas atau bahkan tidak ada evaluasi terhadap efektivitas
orientasi ini, menurut satu penelitian terhadap para pengusaha.
Terlalu
sering, usaha orientasi tertentu mengasumsikan bahwa sekali telah menjalani
orientasi, maka karyawan akan mengenal segala sesuatu yang harus mereka ketahui
mengenai organisasi selama-lamanya. Akan tetapi, orientasi harus dipandang
sebagai suatu proses yang tidak berkesudahan dalam mengenalkan baik karyawan
lama maupun karyawan baru kepada kondisi terbaru kepada kondisi terbaru
organisasi. Sebagai asset organisasi, karyawan harus tahu kebijakan serta
prosedur terbaru organisasi, dan hal ini bias jadi akan berubah dari waktu ke
waktu.
H.
TEKNIK-TEKNIK
ORIENTASI
Ada beberapa
jenis teknik orientasi antara lain :
a.
Program orientasi dan sosialisasi
Program
orientasi ini berawal dari perkenalan singkat secara informal sampai pada
program-program formal dengan waktu yang lebih panjang. Dalam program formal,
karyawan baru biasanya diberi buku pegangan atau bahan cetakan yang berisi jam
kerja, peninjauan prestasi, cara pembayaan gaji, liburan dan penggunaan
fasilitas serta pedoman dan peraturan perusahaan lainnya. Aktivitas ini
biasanya dilakukan oleh supervisor si karyawan baru dan departemen personalia.
b.
Peninjauan pekerjaan secara realistis
Aktivitas
ini bertujuan untuk menunjukkan cakupan pekerjaan yang sebenarnya kepada calon
karyawan. Cara ini efektif untuk memperkecil kejutan realitas. Schein
mengemukakan bahwa salah satu masalah terbesar yang dihadapi calon karyawan dan
pimpinan dalam tahap awal kepegawaian adalah hal-hal yang mencakup perolehan
informasi yang akurat dari kedua belah pihak.
c.
Pembinaan budaya organisasi
Budaya
organisasi dapat diartikan sebagai sikap dan persepsi yang dimiliki karyawan
pada umumnya dalam suatu perusahaan tempat mereka berkerja. Dengan kata lain
para karyawan menangkap isyarat tentang perusahaan mereka misalnya sejauh mana
mereka dinilai secara adil atau sejauh mana hubungan persahabatan yang diperlihatkan
oleh pimpinan mereka.
d.
Pereratan hubungan antar-karyawan
Cara
lain untuk membantu proses sosialisasi karyawan baru adalah dengan mempererat
hubungan antar mereka dan dengan teman kerja baru atau dengan para supervisor
mereka, yang bertindak sebagai mentor. Sebagai contoh beberapa perusahaan
mendukung adanya program- program formal. Seperti sistem sahabat dimana
karyawan yang ditugasi sebagai mentor memberi training khusus dan bertindak
sebagai pemandu bagi pendatang baru.
e.
Informasi prestasi kerja
Sistem penilaian
perusahaan juga memainkan perananan penting dalam proses sosialisasi. Catatan
prestasi kerja secara formal dan informal dari supervisor yang disampaikan pada
waktu yang tepat kepada karyawan baru dapat mengurangi tekanan akibat ketidakpastian
karena “ tidak mengetahui prestasi yang dicapai”. Selain itu catatan tersebut
dapat membantu karyawan baru untuk memutuskan cara melaksanakan pekerjaan di
masa mendatang. Sebagai contoh, penilaian sebelumnya dapat digunakan sebagai
upaya “penalaran” untuk memperbaiki persepsi yang keliru.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Orientasi
adalah pengenalan yang terencana bagi karyawan baru kepada pekerjaan mereka,
rekan kerja serta organisasi.
Program orientasi merupakan
usaha mengirimkan pesan yang jelas dan menyediakan infirmasi yang akurat tentan
budaya organisasi, pekerjaan, dan harapan
Tanggung Jawab
Orientasi menuntut kerja sama antara individu dengan unit
Sumber Daya Manusia.
Tujuan Orientasi adalah
mengurangi stress dan kecemasan karyawan baru, mengurangi pergantian
karyawan, menghemat waktu, membantu karyawan baru untuk mempelajari perilaku
yang sesuai, dan mengembangkan ekspektasi yang realistik.
Manfaat Orientasi
adalah pengurangan kecemasan karyawan baru dan menghemat biaya serta waktu.
Muatan Orientasi
adalah masalah-masalah organisasional, perkenalan dengan staf pelaksanaan,
tunjangan karyawan dan tugas-tugas jabatan.
Program
Orientasi yang efektif pada umumnya memiliki beberapa
elemen, di antaranya: prinsip, isi program orientasi, interaksi dua arah antara
manajer dan karyawan baru, interaksi antara karyawan lama dan karyawan baru.
Komponen-komponen
penting dari system orientasi yang efektif meliputi mempersiapkan
karyawan baru, menyediakan mereka dengan informasi yang di perlukan, menyampaikan
orientasi secara efektif, dan mengadakan efaluasi dan tindak lanjut dari orientasi
awal.
Ada beberapa jenis teknik orientasi antara lain : program orientasi dan sosialisasi, peninjauan
pekerjaan secara realistis, pembinaan budaya organisasi, pereratan hubungan antar-karyawan, dan informasi
prestasi kerja.
B. SARAN
Perusahaan
dan organisasi lainnya menggunakan program orientasi sehingga dapat
meningkatkan kinerja serta mengurangi kecemasan karyawan baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Sunyoto,
Danang Drs., SH., SE., MM.-.Manajemen
Sumber Daya.Yogyakarta: Caps.
Mathis,
Robert L. dan Jackson, John H.2002.Human
Resource Management, 9th Edition.Jakarta:Salemba.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar